BAB I
SISTEM EKONOMI INDONESIA
SISTEM EKONOMI INDONESIA
A. PENGERTIAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari kata “systēma” (dalam Bahasa Yunani) yang mengandung
arti “keseluruhan dari bermacam-macam bagian “.
Pengertian sistem menurut beberapa ahli :
L. James Havery
“Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.“
C.W. Churchman.
“Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan
untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu,
yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki
ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar”
yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa
orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem
kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu
sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan
kombinasi dari subjek-subjek tersebut. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi
lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan
mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, serta kaidah atau norma
yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi. Kaidah atau norma
yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar manusia.
Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai
perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan
digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Sedangkan menurut Gilarso (
1992:486 ) sistem ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan
perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan
sebagaiannya) dalam menjaankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
konsumsi, investasi, dan sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang
teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari. Lalu menurut McEachren,
sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi
untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa
diproduksi.
B.
SISTEM EKONOMI DAN POLITIK
A.
Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu proses penerapan yang saling behubungan dan
berinteraksi yang dikembangkan oleh masyarakat dengan ciri dan identitas
tersendiri.
Sistem Ekonomi terbagi menjadi 4 macam yaitu :
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat
Sistem Ekonomi Bebas/Liberal
Sistem Ekonomi Campuran
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ini memiliki tradisi aktivitas ekonomi yang dilakukan secara
turun-temurun. Dan masyarakatnya tetap menjaga nilai budaya setempat, sehingga
kegiatan perekonomiannya masih bergotong-royong dan kekeluargaan.
Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional antara lain adalah
sebagai berikut :
·
Pembagian struktur kerja belum ada
·
Masih menggunakan tukar-menukar barang/barter
·
Sifat kekeluargaan tergolong tinggi
·
Proses produksinya tergantung pada alam,misalnya
bertani, berladang, berkebun dan sebagainya
·
Alat untuk memproduksi sangat sederhana.
2. Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat
Sistem ekonomi terpusat yang disebut juga sistem ekonomi sosialis adalah
suatu sistem ekonomi yang seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan
dan dikendalikan oleh pemerintah.
Sistem ekonomi terpusat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Negara menguasai semua alat produksi
·
Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
·
Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan
diatur pemerintah secara terpusat
·
Hak milik individu tidak diakui
·
Pemerintah mengatur kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi **
3. Sistem Ekonomi Bebas/Liberal
Sistem ekonomi liberal yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan ekonomi
diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini
menghendaki adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Artinya, setiap individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing.
Ciri-cirinya :
·
Harga barang ditentukan oleh pasar
·
Timbulnya persaingan bebas
·
Adanya pengakuan terhadap hak individu
·
Setiap individu bebas mengejar keuntungan
·
Modal memegang peranan sangat penting.
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang berusaha mengurangi
kelemahan-kelemahan yang timbul dalam sistem ekonomi terpusat dan sistem
ekonomi pasar.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi campuran :
·
Adanya campur tangan pemerintah dalam
perekonomian
·
Adanya pihak swasta yang ikut berperan dalam
kegiatan perekonomian
B.
Sistem Politik
Pengertian Sistem Politik Menurut Para Ahli
A.
Sukarna
Sistem politik adalah suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah
bagaiana memperoleh suatu kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan
pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, pengaturan negara dengan negara, atau
negara dengan rakyatnya.
B.
Robert
dahl
Sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia
serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan
dan kewenangan.
C.
David easton
Sistem politik adalah interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah
laku sosial sehingga nilai-nilai dialosikan secara otoritatif kepada masyarakat
D.
Rusadi kantaprawira
Sistim politik merupakan mekanisme atau cara kerja serangkaian fungsi
atau peranan dalam sistim politik yang berhubungan atau sama lain dan
menunjukan suatu proses yang langgeng.
Sistem Politik adalah kumpulan pendapat-pendapat dan lain-lain yang
membentuk satu kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain untuk mengatur
pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara
mengatur hubungan antara individu satu sama lainnya atau dengan negara dan
hubungan negara dengan negara.
Ciri-Ciri Sistem Politik
Menurut Gabriel A. Almond sistem
politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai
kebudayaan politik. Dalam pengertian bahwa masyarakat yang paling sederhanapun
mempunyai sistem politik yang terdapat dalam masyarakat yang apaling fleksibel
sekalipun.
B. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun
tingkatanya berbeda-beda yang ditimbulkan karena perbedaan struktur.
C. Semua struktur politik baik pada masyarakat yang primitif maupun
modern melaksanakan banyak fungsi.
D. Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian
kebudayaan. Secara rasional tidak ada struktur dan kebudayaan yang semuanya
modern atau primitif, melainkan dalam pengertian kebudayaan, semuanya campuran
antara unsur modern dan unsur tradisional.
Komponen Sisitem Politik
Menurut Samuel P.Huntingon komponen sistem politik meliputi:
1. kultur, yaitu nilai-nilai, sikap, orientasi, mitos dan kepercayaan
yang relevan terhadap politik yang berpenagruh terhadap masyarakat
2. struktur, yaitu organisasi formal dalam masyarakat yang digunakan
untuk menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang.
3. kelompok, yaitu bentuk-bentk social dan ekonomi, baik formal maupun
nonformal, yang berpartisipasi dalam mengajukan tuntutan-tuntutan terhadap
struktur politik
4. kepemimpinan, yaitu individu dalam lembaga-lembaga politik dan
kelompok-kelompok politik yang menjalankan pengaruh lebih daripada yang lainnya
dalam memberikan alokasi nilai-nilai
5.
kebijakan, yaitu pola-pola kegiatan pemerintahan yang secara sadar terbentuk
untuk mempengaruhi distribusi keuntungan dalam masyarakat
C.
KAPITALISME DAN SOSIALISME
Sistem ekonomi sosialisme dan kapitalisme
a. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi
dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk
mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialisme adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan
atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik
dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan
produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang
diharapkan.
Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu
hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai
Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor
produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialisme:
1. Pemilikan harta oleh negara
2. Kesamaan ekonomi
3. Disiplin Politik
Ciri-ciri Ekonomi Sosialisme:
1. Lebih mengutamakan
kebersamaan (kolektivisme).
2. Peran pemerintah sangat
kuat
3. Sifat manusia ditentukan
oleh pola produksi
b. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam
sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan
keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalisme setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi
untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalisme :
1.
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2.
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3.
Manusia dipandang sebagai mahluk
homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
4.
Paham individualisme didasarkan materialisme,
warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)
5.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalisme, dan
Sosialisme
6.
Konsep Kapitalisme Sosialisme
7.
Sumber kekayaan Sumber kekayaan sangat langka(
scarcity of resources) Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of resources)
8.
Kepemilikan Setiap pribadi di bebaskan untuk
memiliki semua kekayaan yang di peroleh nya Sumber kekayaan di dapat dari
pemberdayaan tenaga kerja (buruh)
9.
Tujuan Gaya hidup perorangan Kepuasan pribadi Kesetaraan
penghasilan di antara kaum buruh
D.
PERSAINGAN TERKENDALI
Persaingan
Terkendali
Dalam sistem
ekonomi indonesia ada persaingan tidak sempurna (Oligopoli,Monopoli,dsb) tetapi
pemerintah kerena pemerintah tetap mengendalikan ekonomi dalam negara.karena
pemerintah memberikan subsidi dan bantuan lainya kepada para pengusaha kecil
dan menengah agar dapat terus bersaing dengan pengusaha yang lain sehingga
kesejahteraan akan meningkat. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal
mengatur dan mengawasi jalannya perekonomian negara, dengan menciptakan berbagai
kebijakan-kebijakan.
E.
KADAR KAPITALISME DAN SOSIALISME
Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Sistem ekonomi indonesia mengambil dari sistem
kapitalisme dan sistem sosialisme yang tidak semuanya diambil. Sistem
Kapitalisme jika ada kesalahan dalam praktek perdagangan yang tidak sehat, maka
persaingan bebas diganti menjadi persaingan tidak sempurna (Oligopoli,
Monopoli, dsb) karena kebijaksanaan moneter pemerintah yang kurang besar, dan
tetp mempertahankan hak-hak dan kebebasan azasi manusia (inti demokrasi
politik, dalam UUD ‘ 45 dan pancasila) dan sistem ekonomi indonesia menuju azas
desentralisasi dalam birokrasi pengambilan keputusan. Sistem Sosialisme adalah
lebih menekan koreksi terhadap ditribusi pendapatan dan kekayaaan yang tidak
merata, dan menekan pada keadilan masyarakat sehingga kelembagaanekonomi yang
ada isinya dapat berubah tergantung psikologi yang dipengaruhi olehperkembangan
dunia. Sehingga Sistem Ekonomi Indonesia, memberikan kebebasan kepada individu
untuk berusaha semaksimal mungkin dan hak-hak setiap individu tersebut diakui
oleh negara (kapitalisme) tetapi untuk sumber-sumber daya yang menguasai hajat
hidup orang banyak seperti listrik, air dikuasai oleh negara (sosialisme).
Paham Kapitalisme dan Sosialisme
· Kapitalisme adalah suatu
paham yang memberikan kebebasan kepada individu untuk berusaha dan berkembang,
dimana setiap individu untuk berusaha dan berkembang, dimana setiap individu
mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan usahanya, jadi fungsi
pemerintah sebagai pelengkap kebebasan individu tersebut.
· Sosialisme adalah suatu
paham yang semua kegiatan ekonominya dicampur tangani oleh negara dan tidak
diakui hak milik pribadi, sehingga setiap individu tidak diberikan kebebasan
dalam berusaha.
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia
dapat dilihat dari sudut berikut ini:
(a) Pendekatan faktual struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam
perekonomian
Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan
kesamaan Agregat Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
Y adalah pendatan nasional.
Berdasarkan humus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui
variable G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh
pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah
secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga.
Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sector usaha.
(b) Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian
Indoensia dari waktu ke waktu.
Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah
terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme.
Percobaan untuk mengikuti sistem
kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan
ekonomi hinggá akhir tahun 1959.
Percobaan untuk mengikuti sistem
sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi
hiinggá akhir tahun 1965
SOAL DAN JAWABAN
1. APA PENGERTIAN DARI SISTEM
EKONOMI MENURUT GILARSO?
A. keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat
(para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya)
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat
dihindari
B. seperangkat mekanisme dan
institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan
jasa diproduksi
C. seperangkat bagian-bagian yang
dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
D. prosedur logis dan rasional
untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
2. BERIKUT INI ADALAH CIRI-CIRI
SISTEM EKONOMI TRADISIONAL, KECUALI
A. Pembagian struktur kerja belum
ada
B. Adanya pihak swasta yang ikut berperan dalam kegiatan
perekonomian
C. Masih menggunakan
tukar-menukar barang/barter
D. Sifat kekeluargaan tergolong
tinggi
3. YANG TERMASUK DALAM CIRI-CIRI
SISTEM POLITIK MENURUT GABRIEL A. ALMOND ADALAH . . .
A. Semua sistem politik
menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun tingkatanya berbeda-beda yang
ditimbulkan karena perbedaan struktur.
B. Semua struktur politik baik
pada masyarakat yang primitif maupun modern melaksanakan banyak fungsi.
C. Semua sistem politik adalah
sistem campuran dalam pengertian kebudayaan.
D. Semua Benar
4. BERIKUT INI YANG TERMASUK
DALAM CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI SOSIALISME ADALAH. . . .
A. Perbedaan Konsep Ekonomi
Kapitalisme, dan Sosialisme
B. Konsep Kapitalisme Sosialisme
C. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
D. Perekonomian diatur oleh
mekanisme pasar
5. suatu paham yang semua
kegiatan ekonominya dicampur tangani oleh negara dan tidak diakui hak milik
pribadi, sehingga setiap individu tidak diberikan kebebasan dalam berusaha
disebut. . .
A. Sosialisme
B. Kultur
C. Sistem Politik
D. Salah Semua
BAB II
BAB II
A.
SEJARAH PRA KOLONIALISME
Sejarah Indonesia sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa,
adalah sejarah migrasi yang memiliki karakter atau sifat utama berupa perang
dan penaklukan satu suku bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa
lainnya. Pada periode yang kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat
diketemukan bahwa wilayah yang saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah
menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau
3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di
Indonesia karena terdesaknya posisi mereka akibat berkecamuknya perang antar
suku.
Kedatangan mereka dalam rangka mendapatkan wilayah baru, dan hal tersebut
berarti mereka harus menaklukan suku bangsa lain yang telah berdiam lebih dulu
di Indonesia. Karena mereka memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi
berupa alat kerja dan perkakas produksi serta perang yang lebih maju, maka
upaya penaklukan berjalan dengan lancar. Selain menguasai wilayah baru, mereka
juga menjadikan suku bangsa yang dikalahkanya sebagai budak. Pada
perkembangannya, bangsa-bangsa lain yang lebih maju peradabannya, datang ke
Indonesia, mula-mula sebagai tempat persinggahan dalam perjalanan dagang
mereka, dan kemudian berkembang menjadi upaya yang lebih terorganisasi untuk
penguasaan wilayah, hasil bumi maupun jalur perdagangan. Seperti misalnya
kedatangan suku bangsa Dravida dari daratan India -yang sedang mengalami puncak
kejayaan masa perbudakan di negeri asalnya- , berhasil mendirikan kekuasaan di
beberapa tempat seperti Sumatra dan Kalimantan.
Mereka memperkenalkan pengorganisasian kekuasaan dan politik secara lebih
terpusat dalam bentuk berdirinya kerajaan kerajaan Hindu dan Budha. Berdirinya
kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai zaman keemasan dari masa kepemilikan
budak di Nusantara yang puncaknya terjadi pada periode kekuasaan kerajaan
Majapahit. Seiring dengan perkembangan perdagangan, maka juga terjadi emigrasi
dari para saudagar dan pedagang dari daratan Arab yang kemudian mendirikan
kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah pesisir pantai untuk melakukan
penguasaan atas bandar-bandar
perdagangan. Berdirinya kerajaan Islam telah mendesak kerajaan-kerajaan
Hindu dan Budha ke daerah pedalaman, dan mulai memperkenalkan sistem bercocok
tanam atau pertanian yang lebih maju dari sebelumnya berupa pembangunan irigasi
dan perbaikan teknik pertanian, menandai mulai berkembangnya zaman feudalisme.
Pendatang dari Cina juga banyak berdatangan terutama dengan maksud
mengembangkan perdagangan seperti misalnya ekspedisi kapal dagang Cina di bawah
pimpinan Laksamana Ceng Hong yang mendarat di Semarang. Pada masa ini juga
sudah berlangsung migrasi orang-orang Jawa ke semenanjung Malaya yang singgah
di Malaysia dan Singapura untuk bekerja sementara waktu guna mengumpulkan uang
agar bisa melanjutkan perjalanan ke Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian
juga orang-orang di pulau Sangir Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina
Selatan) karena letaknya yang sangat dekat secara geografis.
Dari
catatan sejarah yang sangat ringkas tersebut, maka kita dapat menemukan
beberapa ciri dari gerakan migrasi awal yang berlangsung di masa-masa tersebut.
Pertama, wilayah Nusantara menjadi tujuan migrasi besar-besaran dari berbagai
suku bangsa lain di luar wilayah nusantara. Sekalipun pada saat itu belum
dikenal batas-batas negara, tetapi sudah terdapat migrasi yang bersifat
internasional mengingat suku-suku bangsa pendatang berasal dari daerah yang
sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau alasan terjadinya migrasi pertama-tama
adalah ekonomi (pencarian wilayah baru untuk tinggal dan hidup, penguasaan
sumber-sumber ekonomi dan jalur perdagangan) dan realisasi hal tersebut
menuntut adanya kekuasaan politik dan penyebaran kebudayaan pendukung. Ketiga,
proses migrasi tersebut ditandai dengan berlangsungnya perang dan penaklukan,
cara-cara yang paling vulgar dalam sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga
telah mendorong perkembangan sistem yang lebih maju dari masa sebelumnya
seperti pengenalan organisasi kekuasaan yang menjadi cikal bakal negara (state)
dan juga sistem pertanian.
B.
SISTEM MONOPOLI VOC
Dengan berbagai cara VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di
Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan penting. Kecuali itu, juga berusaha
memaksakan monopoli perdagangan rempah-rempah. Bagaimana VOC menjalankan
usahanya tersebut? Pertama-tama berusaha menguasai salah satu pelabuhan
penting, yang akan dijadikan pusat VOC. Untuk keperluan tersebut ia mengincar
kota Jayakarta. Ketika itu Jayakarta di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Banten.
Sultan Banten mengangkat Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di Jayakarta.
Mula-mula VOC mendapat izin dari Pangeran Wijayakrama untuk mendirikan
kantor dagang di Jayakarta. Tetapi ketika gubernur jenderal dijabat oleh J.P.
Coen,
Pangeran Wijayakrama diserangnya. Kota Jayakarta direbut dan dibakar.
Kemudian di atas reruntuhan kota Jayakarta, J.P. Coen membangun sebuah kota
baru.
Kota baru itu diberinya nama Batavia. Peristiwa tersebut pada tahun 1619.
Kota Batavia itulah yang kemudian menjadi pusat VOC.
Setelah memiliki sebuah kota sebagai pusatnya, maka kedudukan VOC makin
kuat. Usaha untuk menguasai kerajaan-kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan penting
ditingkatkan. Cara melakukannya dengan politik dividi et impera atau politik
mengadu domba. Mengadu dombakan sesama bangsa Indonesia atau antara satu kerajaan
dengan kerajaan lain. Tujuannya agar kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi
lemah, sehingga mudah dikuasainya. VOC juga sering ikut campur tangan dalam
urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli,
terutama di Maluku. Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan
beberapa peraturan, yaitu sebagai berikut :
1. Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
2. Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3. Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Agar pelaksanaan monopoli tersebut benar-benar ditaati oleh rakyat, VOC
mengadakan Pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi ialah patroli dengan perahu
kora-kora, yang dilengkapi dengan senjata, untuk mengawasi pelaksanaan monopoli
di Maluku. Bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan tersebut di atas, maka
pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Hukuman terhadap para pelanggar peraturan monopoli disebut ekstirpasi.
Hukuman itu berupa pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang
melanggar monopoli, dan pemiliknya disiksa atau bisa-bisa dibunuh.
Bukan main kejamnya tindakan VOC waktu itu. Akibatnya penderitaan rakyat
memuncak. Puluhan ribu batang tanaman pala dan cengkih dibinasakan. Ribuan
rakyat disiksa, dibunuh atau dijadikan budak. Ribuan pula rakyat yang melarikan
diri meninggalkan kampung halamannya, karena ngeri melihat kekejaman Belanda.
Tidak sedikit yang meninggal di hutan atau gunung karena kelaparan. Tanah
milik rakyat yang ditinggalkan, oleh VOC dibagi-bagikan kepada pegawainya.
Karena kekejaman tersebut maka timbulah perlawanan di berbagai daerah
C.
SISTEM TANAM PAKSA
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat
besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan
Belgia) maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri
Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes
van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas
pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara,
membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang sangat
berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi
tanaman ekspor.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat
jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di
pasaran dunia secara paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) Van den Bosch
menyusun program sebagai berikut.
1) Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak
banyak dan pelaksanaannya sulit.
2) Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis
tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
3) Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil
tanamannya kepada pemerintah Belanda.
b. Aturan-Aturan Tanam Paksa
Sistem tanam paksa yang diajukan oleh Van den Bosch pada dasarnya
merupakan gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah
(Raffles) dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
1) Penduduk desa yang punya tanah diminta menyediakan seperlima dari
tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran dunia.
2) Tanah yang disediakan bebas dari pajak.
3) Hasil tanaman itu harus diserahkan kepada pemerintah Belanda. Apabila
harganya melebihi pembayaran pajak maka kelebihannya akan dikembalikan kepada
petani.
4) Waktu untuk menanam tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi.
5) Kegagalan panenan menjadi tanggung jawab pemerintah.
6) Wajib tanam dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk dipekerjakan
di pengangkutan, perkebunan, atau di pabrik-pabrik selama 66 hari.
7) Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh kepala-kepala
pribumi, sedangkan pihak Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.
c. Pelaksanaan Tanam Paksa
Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan,
namun pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur
procent menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan
besar kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat. Untuk
mempertinggi upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha memperbesar
setoran, akibatnya timbulah penyelewengan-penyelewengan, antara lain sebagai
berikut.
1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3 bahkan 1/2, malah ada
seluruhnya, karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
3) Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerinah tidak dibayar.
4) Waktu yang dibutuhkan tenyata melebihi waktu penanaman padi.
5) Perkerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih berat daripada
di sawah.
6) Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata
tidak dikembalikan.
d. Akibat Tanam Paksa
Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan
cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh karena
itu, sistem tanam paksa menimbulkan akibat sebagai berikut.
1) Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
a) Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang
berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.
b) Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan
hasil panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko
apabila gagal panen.
c) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang
berkepanjangan.
d) Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
e) Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga
angka kematian meningkat drastis.
f)Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di
daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian ini
mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Di samping itu, juga terjadi
penyakit busung lapar (hongorudim) di mana-mana.
2) Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa
Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:
a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.
e. Akhir Tanam Paksa
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia,
khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti
berikut ini.
1) Golongan Pengusaha
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa
tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.
2) Baron Van Hoevel
Ia adalah seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847).
Dalam perjalanannya di Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat
Indonesia akibat tanam paksa. Ia sering melancarkan kecaman terhadap
pelaksanaan tanam paksa. Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai
anggota parlemen, ia semakin gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa
dihapuskan.
3) Eduard Douwes Dekker
Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten Residen
Lebak (Banten). Ia cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang menderita
akibat tanam paksa. Dengan nama samaran Multatuli yang berarti "aku telah
banyak menderita", ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang Kopi
Persekutuan Dagang Belanda (1859) yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat
tanam paksa dalam kisah Saijah dan Adinda.
Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur
menghapuskan sistem tanam paksa. Nila, teh, kayu manis dihapuskan pada tahun
1865, tembakau tahun 1866, kemudian menyusul tebu tahun 1884. Tanaman terakhir
yang dihapus adalah kopi pada tahun 1917 karena paling banyak memberikan
keuntungan.
f. Sistem Usaha Swasta
Sesudah tahun 1850, kaum liberal memperoleh kemengangan politik di Negeri
Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme di tanah jajahan.
Dalam hal ini kaum liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak ikut
campur tangan dalam masalah ekonomi; tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada
orang-orang swasta; agar kaum swasta dapat menjalankan tugasnya maka harus
diberi kebebasan berusaha.
Sesuai dengan tuntutan kaum liberal maka pemerintah kolonial segera
memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka
dalam berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-perkebunan di Jawa dan
di luar Jawa. Selama periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal
swasta Barat. Itu sebabnya zaman itu sering disebut zaman Liberal. Selama masa
Liberal, kaum swasta Barat aktif membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi,
teh, gula, dan kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatra Timur.
Pembukaan perkebunan besar itu dapat dilakukan dengan adanya
Undang-Undang Agraria 1870. Adapun tujuannya ialah sebagai berikut.
1) Untuk melindungi hak milik petani-petani pribumi atas tanahnya, dari
penguasaan orang-orang asing.
2) Peluang kepada para pengusaha asing untuk dapat menyewa tanah dari
rakyat Indonsia.Dengan demikian, para pengusaha hanya dapat diperbolehkan
menyewa tanah-tanah petani dalam jangka waktu tertentu dan tidak boleh
membelinya.
Dalam Undang-Undang Agraria juga telah disebutkan bahwa tanah yangboleh
disewa digolongkan menjadi dua macam.
1) Tanah milik negara, yaitu tanah-tanah yang tidak secara langsung
menjadi milik penduduk pribumi ( di luar wilayah desa). Tanah ini dapat disewa
selama 75 tahun.
2) Tanah milik penduduk pribumi, misalnya sawah, ladang, dan yang sejenis
yang dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah ini dapat disewa dalam jangka
waktu 5 tahun atau sampai dengan 30 tahun.
Harapan kaum liberal untuk membuka tanah jajahan bagi perkembangan
ekonomi Hindia Belanda ternyata dapat tercapai. Perkebunan gula, kopi,
tembakau, dan tanaman-tanaman perdagangan lainnya diusahakan secara luas dan
meningkat secara cepat. Untuk memperlancar perkembangan produksi tanaman ekspor
maka pemerintah membangun waduk-waduk dan saluran-saluran irigasi. Selain
irigasi juga dibangun jalan-jalan raya, jembatan-jembatan, dan jalan kereta
api. Pembangunan jalan dimaksudkan untuk menunjang kelancaran pengangkutan
hasil-hasil perusahaan perkebunan dari daerah pedalaman ke daerah pantai atau
pelabuhan yang kemudian diteruskan ke luar.
Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat
mengalami kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha.
Kekayaan alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk
pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan dan kemunduran
tingkat kesejahteraan. Hal ini sangat terasa sejak adanya krisis perkebunan
tahun 1885 yang mengakibatkan uang sewa tanah dan upah pekerja di pabrik serta
perkebunan menurun.
Pada akhir abad ke-19, muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan
kepada pemerintah Hindia Belanda akibat praktik liberalisme yang gagal
memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik menganjurkan
untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas
anjuran Mr. C. Th. Van Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah
De Gids (perinstis/pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi)
sehingga dikenal dengan nama politik etis atau politik balas budi. Gagasan Van
Deventer terkenal dengan nama Trilogi
Van Deventer yang isinya sebagai berikut.
1) irigasi atau pengairan (memperbaiki pengairan);
2) emigrasi atau pemindahan penduduk atau transmigrasi;
3) edukasi atau pendidikan (memajukan pendidikan)
D.
SISTEM KAPITALIS LIBERAL
Perkembangan
kapitalisme pada negara terbelakang menjadi sebuah topik menarik untuk dikaji.
Gejala kapitalisme dianggap sebagai sebuah solusi untuk melakukan pembangunan
di negara terbelakang. Teori sistem dunia yang disampaikan oleh Wallerstein
merupakan keberlanjutan pemikiran Frank dengan teori depensasinya.Pendapat
Frank, Sweezy dan Wallerstein mengacu pada model yaang dikenal oleh Adam Smith.
Menurut A Smith, pembangunan
yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat memiliki kesamaan
dengan pembangunan produktivitas tenaga kerja, pembagian kerja. Konsep inilah
yang kemudian memunculkan pembedaan mode produksi menjadi sektor pertanian dan
manufaktur. Konsep ini kemudian semakin berkembang dengan munculnya pembedaan
desa dan kota sebagai sebuah mode produksi yang berbeda.
Inti pemikiran Adam Smith adalah bahwa proses produksi dan distribusi ini
harus lepas dari campur tangan pemerintah dan perdagangan bebas. Proses ekonomi
hanya akan berjalan melalui tangan- tangan tak kelihatan yang mengatur
bagaimana produksi dan distribusi kekayaan ekonomi itu berjalan secara adil.
Biarkan para pengusaha, tenaga kerja, pedagang bekerja mencari keuntungan
sendiri. Siapapun tak boleh mencampurinya, karena ekonomi hanya bisa muncul
dari perdagangan yang adil. Karenanya pemerintah harus menjadi penoton tak
berpihak. Ia tak boleh mendukung siapapun yang sedang menumpuk kekayaan pun
yang tak lagi punya kekayaan. Tangan- tangan tak kelihatan akan menunjukkan
bagaimana semua bekerja secara adil, secara fair.
Kenyataan yang terjadi dalam
proses kapitalisme telah menimbulkan dampak berupa pertumbuhan ekonomi yang
terjadi karena arus pertukaran barang dan jasa serta spesialisasi tenaga kerja.
Kerangka pertukaran barang dan jasa serta spesialisasi tenaga kerja ini
terwujud dalam bentuk peningkatan produktivitas yang dikenal dengan konsep
maksimalisasi keuntungan dan kompetisi pasar
Kapitalisme sebagai
suatu sistem ekonomi yang memungkinkan beberapa individu menguasai sumber daya
vital dan menggunakannya untuk keuntungan maksimal.Maksimalisasi keuntungan
menyebabkan eksploitasi tenaga kerja murah, karena tenaga kerja adalah faktor
produksi yang paling mudah direkayasa dibandingkan modal dan tanah.
Kapitalisme pada awalnya berkembang bukan melalui eksploitasi tenaga
kerja murah, melainkan eksploitasi kepada kaum petani kecil. Negara terbelakang
merupakan penghasil barang mentah terutama dalam sektor pertanian. Kapitalisme
masuk melalui sistem perdagangan yang tidak adil, dimana negara terbelakang
menjual barang mentah dengan harga relatif murah sehingga menyebabkan
eksploitasi petani. Masuknya sistem perdagangan menyebabkan petani subsisten
menjadi petani komersil yang ternyata merupakan bentuk eksploitasi tenaga kerja
secara tidak langsung. Perkembangan selanjutnya telah melahirkan industri baru
yang memerlukan spesialisasi tenaga kerja.
Kapitalisme yang
menitikberatkan pada spesialisasi tenaga kerja dan teknologi tinggi membutuhkan
tenaga kerja yang terampil dan menguasai teknologi. Keadaan ini sangat sulit
terwujud pada negara pinggiran. Proses ini hanya akan melahirkan tenaga kerja
kasar pada negara pinggiran, sedangkan tenaga kerja terampil dikuasai oleh
negara pusat. Ketidakberdayaan tenaga kerja padaa negara pinggiran merupakan keuntugan
bagi negara pusat untuk melakukan eksploitasi. Ekspansi kapitalisme melalui
investasi modal dan teknologi tinggi pada negara pinggiran disebabkan oleh
tersedianya tenaga kerja yang murah
Kapitalisme yang
menjalar hingga negara terbelakang menjadikan struktur sosial di negara
terbelakang juga berubah. Kapitalisme memunculkan kelas sosial baru di negara
terbelakang yaitu kelas pemilik modal. Berkembangnya ekonomi kapitalisme ini
didukung oleh sistem kekerabatan antar mereka. Kelas borjuis di negara
terbelakang juga dapat memanfaatkan dukungan politik dari pemerintah. Sebagai
sebuah kesatuan ekonomi dunia, asumsi Wallerstein akan adanya perlawanan dari
negara terbelakang sebagai kelas tertindas oleh negara pusat menjadi hal yang
tidak mungkin terjadi.
Dari uraian diatas
terlihat bahwa kapitalisme yang pada awalnya hanyalah perubahan cara produksi
dari produksi untuk dipakai ke produksi untuk diujal, telah merambah jauh
menjadi dibolehkannya pemilikan barang sebanyak- banyaknya, bersama- sama juga
mengembangkan individualisme, komersialisme, liberalisasi, dan pasar bebas.
Kapitalisme tidak hanya merubah cara- cara produksi atau sistem ekonomi
saja, namun bahkan memasuki segala aspek kehidupan dan pranata dalam kehidupan
masyarakat, dari hubungan antar negara bahkan ketingkat antar individu.Sehingga
itulah kita mengenal tidak hanya perusahaan- perusahaan kapitalis, tapi juga
struktur masyarakat dan bentuk negara.
Upaya untuk memerangi kapitalisme bukan dengan sistem ekonomi sosialis namun
dengan kemandirian ekonomi dan swasembada.
Ciri- ciri Sistem Ekonomi Kapitalisme
Ada beberapa ciri kapitalisme yang perlu kita perhatikan dan kerap muncul
di sekitar kita tanpa disadari, diantaranya :
Setiap individu memiliki kebebasan untuk memiliki faktor-faktor produksi.
Pengakuan yang luas atas hak- hak pribadi dimana Pemilikan alat- alat
produksi ditangan individu dan individu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang
dipandang baik bagi dirinya.
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar, dimana pasar berfungsi
memberikan signal kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga- harga.
Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The invisible hand” yang
mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan perekonomian
mencari laba
Manusia dipandang sebagaai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingan sendiri. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan
zaman yunani kuno (disebut hedonisme)
Peranan modal dalam perekonomian sangat menentukan bagi setiap individu
untuk menguasai sumber-sumber ekonomi sehingga dapat menciptakan efisiensi;
Pemilik modal bebas untuk menggunakan cara apa saja untuk meningkatkan
keuntungan maksimal, dengan mendayagunakan sumber produksi dan pekerjanya.
Sehingga modal kapitalis seringkali diinvestasikan ke dalam berbagai usaha
untuk menghasilkan laba
Peranan pemerintah dalam perekonomian sangat kecil. Pengawasan atau
campur tangan pemerintah diupayakan seminimal mungkin. Tetapi jika dianggap
riskan, negara sewaktu-waktu dapat mengeluarkan kebijakan yang melindungi
lancarnya pelaksanaan sistem kapitalisme.
Hak milik atas alat-alat produksi dan distribusi merupakan hak milik
perseorangan yang dilindungi sepenuhnya oleh negara.
Kegiatan perekonomian selalu berdasarkan keadaan pasar. Aktivitas ekonomi
secara bebas hanya ditentukan oleh penjualan dan pembelian.
Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis
Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam penyelenggaraan perekonomian,
sebab masyarakat diberi kebebasan melakukan segala hal yang terbaik bagi
dirinya dalam menentukan kegiatan perekonomian;
Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik, sebab terjadinya
persaingan yang ketat
Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi dapat tercapai dengan
baik, sebab tindakan ekonomi yang dilakukan didasarkan kepada motif pencarian
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kelemahan Sistem Kapitalisme
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan bebas yang
monopolistik dan tidak sehat.
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Terapat
kesenjangan yang besar antara pemilik modal dan golongan pekerja sehingga yang
kaya lebih kaya dan yang miskin bertambah miskin.
Tidak tertutup kemungkinan munculnya monopoli yang merugikan masyarakat
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
sumber daya oleh individu.
Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan dikarenakan prinsip yang belaku adalah
free fight liberalism, dimana kunci untuk memenangkan persaingan adalah modal.
E.
ERA PENDUDUKAN JEPANG
1. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia
Sebagai negara fasis-militerisme di Asia, Jepang sangat kuat, sehingga
meresahkan kaum pergerakan nasional di Indonesia. Dengan pecahnya Perang Dunia
II, Jepang terjun dalam kancah peperangan itu. Di samping itu, terdapat dugaan
bahwa suatu saat akan terjadi peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini didasarkan
pada suatu analisis politik. Adapun sikap pergerakan politik bangsa Indonesia
dengan tegas menentang dan menolak bahwa fasisme sedang mengancam dari arah
utara. Sikap ini dinyatakan dengan jelas oleh Gabungan Politik Indonesia
(GAPI).
Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang mengatakan bahwa pada
suatu saat pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning, tetapi umur
penjajahannya hanya "seumur jagung". Setelah penjajahan bangsa kulit
kuning itu lenyap akhirnya Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipcrcaya oleh
rakyat ini tidak disia-siakan oleh Jepang, bahkan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Sehingga kedatangan Jepang ke Indonesia dianggap sebagai
sesuatu hal yang wajar saja.
Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan Pasifik yang
melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang semakin gawat di Asia, maka penjajah
Belanda harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi bahaya kuning dari
Jepang.
Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. Mr.
A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dengan mengumumkan perang melawan
Jepang. Hindia Belanda termasuk ke dalam Front ABCD (Amerika Serikat,
Brittania/Inggris, Cina, Dutch/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris)
sebagai Panglima Tertinggi yang berkedudukan di Bandung.
Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia Belanda yang
merupakan benteng kebanggaan Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke
tangan pasukan Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia Tenggara
dan di Lautan Fasifik ini diberi nama Perang Asia Timur Raya atau Perang
Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat, Jepang telah dapat menguasai daerah
Asia Tenggara seperti Indochina, Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia,
Filipina, dan In¬donesia. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15
Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang bernama
Prince of Wales dan HMS Repulse, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di
Asia. Begitu pula satu persatu komandan Sekutu meninggalkan Indone¬sia, sampai
terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke tangan pasukan Jepang. Namun
sisa-sisa pasukan sekutu di bawah pimpinan Karel Door¬man (Belanda) dapat
mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa, walaupun pada akhirnya
dapat ditundukkan oleh Jepang.
Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah
sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942),
kemu-dian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan
Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin,
Palembang, dan Bali.
Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunyai arti yang
sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang
menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai pusat
kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan
mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara Rembang dan Tuban).
Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belan¬da di Batavia (5 Maret 1942),
Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada
Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan
demikian, seluruh wilayah Indo¬nesia telah menjadi bagian dari kekuasaan
penjajahan Jepang
2. Penjajah Jepang di Indonesia
Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa
pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1 (7 Maret 1942), Pembesar Bala Tentara
Nippon memegang kekuasaan militer dan segala 'kekuasaan yang dulu dipegang oleh
Gubernur Jenderal (pada masa kekuasaan Belanda).
Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah
Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan
angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan.
Dalam hal ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:
a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah
kekuasaan Rikugun.
b. Daerah Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura
berada di bawah kekuasaan Rikugun. Daera Sumatera dipisahkan pada tahun 1943,
tapi masih berada di bawah kekuasaan Rikugun.
c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Irian berada di
bawah kekuasaan Kaigun.
3. Organisasi Bentukan Jepang
Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi bantuan kepada
pasukan Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentuklah
orgunisasi resmi seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA.
Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam
perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat,
sehingga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan diganti dengan Putera.
Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di
bawah pimpinan "Empat Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki
Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan
dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam
setiap peperangan yang dilakukannya. Akan tetapi gerakan Putera yang merupakan
bentukan Jepang ini ternyata menjadi bume-rang bagi Jepang. Hal ini disebabkan
oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung-dengungkan oleh pasukan
Jepang kepada bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang
diinginkan. Propaganda anti Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme.
Padahal Jepang termasuk negara imperialisme, maka secara tidak langsung
juga anti terhadap kehadiran Jepang di bumi Indonesia. Di pihak lain, ada segi
positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti berlangsungnya
proses Indonesianisasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa Indonesia
dijadikan bahasa resmi, nama-nama di- indonesiakan, kedudukan seperti pegawai
tinggi sudah dapat dijabat oleh orang-orang Indonesia dan sebagainya.
Pembela Tanah Air (PETA) PETA merupakan organisasi bentukan Jepang dengan
keanggotaannya terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini
para pemuda bangsa Indonesia dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan
Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan
bangsa dan negara Indonesia.
Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi
kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya,
ternyata PETA justru sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indone¬sia untuk
meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Misalnya, Jenderal Sudirman dan
Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang tokoh militer Indonesia yang pernah
menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang. Namun karena PETA terlalu
bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas
wilayah In¬donesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan. Berikut-nya Jepang
mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang
lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini berada
di bawah Komando Militer Jepang.
5. Dampak Pendudukan Jepang bagi Bangsa Indonesia
Bidang Politik. Sejak masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia,
organisasi-organisasi politik tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah
pen¬dudukan Jepang menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi,
baik yang bersifat politik maupun yang bersifat sosial, ekonomi, dan agama.
Organisasi-organisasi itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan
)epang, sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang,
walaupun masih terdapat beberapa organisasi politik yang terus berjuang
menentang pendudukan Jepang di Indonesia.
Bidang ekonomi. Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah Indonesia sebagai
negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan negara-negara imperialisme
lainnya. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah
ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan bahan
baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil
industrinya. Sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang
sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang.
Bidang pendidikan Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan
pendidikan berkembang pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda.
Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia
untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah.
Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa perantara pada sekolah-sekolah
serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan. Padahal tujuan Jepang
mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah untuk menarik
simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi
lawan-lawannya pada Perang Pasifik.
Bidang kebudayaan Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk
menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat ke
arah matahari terbit. Cara menghormat seperti itu merupakan salah satu tradisi
Jepang untuk menghormati kaisarnya yang dianggap keturunan Dewa Matahari.
Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama
yang seringkali dipakai untuk propa¬ganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari
lagu Jepang yang populer pada jaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari buku
"Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah" menulis
"kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat merintangi
kemajuan kita, mulai berkurang. Bangsa kita yang telah bertahun-tahun
digembleng oleh penjajah Belanda untuk selalu 'nun inggih' kini telah berbalik
menjadi pribadi yang berkeyakinan tinggi, sadar akan harga diri dan
kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah
mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada
bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar
menginsafinya. Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang
dinamai Taiso, sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira untuk
kebiasaan sehari-hari yang tertentu (misalnya senin) bagi anak-anak sekolah
maupun untuk para pegawai atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah
putih) serta pula menyanyi-kan lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional
merupakan kebiasaaan yang diwariskan Jepang kepada bangsa Indonesia.
Bidang sosial Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat
sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat semakin bertambah, karena sega-la
kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam
menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat dijadikan romusha (kerja
paksa). Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit.
Bidang birokrasi. Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh
kalangan militer, yaitu dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun).
Sistem pemerintahan atas wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan
hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang Indonesia mendapat
kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih penting yang sebelumnya hanya
bisa dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan gubernur dan walikota di
beberapa tempat, tapi pelaksanaannya masih di bawah pengawasan Militer Jepang.
Pengalaman penerapan birokrasi di Jawa dan Sumatera lebih banyak daripada di
tempat-tempat lain. Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan Angkatan
Laut Jepang agak buruk.
Bidang militer Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti
penting, khususnya dalam bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan
pendidi-kan militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam
PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan rakyat
Indonesia mencapai kemerdekaannya.
Penggunaan Bahasa Indonesia. Berdasarkan pendapat Prof. Dr. A. Teeuw
(ahli bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda) menya-takan bahwa tahun 1942
merupakan tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada waktu itu, bahasa
Belanda dilarang penggunaannya dan digantikan dengan penggunaan bahasa
Indonesia. Bahkan sejak awal tahun 1943 seluruh tulisan yang berbahasa Belanda
dihapuskan dan harus diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, tetapi
telah diangkat menjadi bahasa resmi pada instansi-instansi pemerintah-an atau
pada lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah
tinggi. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa penulisan yang tertuang
pada hasil-hasil karya sastra bangsa Indonesia. Sastrawan-sastrawan terkenal
pada masa itu seperti Armijn Pane dengan karyanya yang terkenal berjudul Kami
Perempuan (1943), Djiiiak-djinak Merpati, Hantu Perempuan (1944), Saran^ Tidak
Berharga (1945) dan sebagainya. pengarang-pengarang lainnya seperti Abu
llanifah yang memakai nama samaran El Hakim dengan karya dramanya berjudul
Taufan di atas Asia, Dewi Reni, dan Insan Kamil. Pada masa pendudukan Jepang,
banyak karya seniman Indonesia yang hanya diterbitkan melalui surat kabar atau
majalah dan setelah perang selesai baru diterbitkan sebagai buku.
Sementara itu juga terdapat penyair terkenal pada zaman pendudukan Jepang
seperti Chairil Anwar yang kemudian mendapat gelar tokoh Angkatan 45.
Karya-karya Chairil Anwar menjadi lebih terkenal karena karyanya itu muncul
pada awal revolusi Indonesia, di antaranya yang ber¬judul Aku, Karawang-Bekasi
dan sebagainya.
Dengan demikian, pemerintah pen¬dudukan Jepang telah memberikan kebebasan
kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan sebagainya.
F.
CITA-CITA EKONOMI MERDEKA
Perekonomian global sedang anjlok. Namun, pada saat bersamaan,
perekonomian Indonesia justru tumbuh. Memasuki tahun 2013, pertumbuhan ekonomi
Indonesia diprediksi 6,5 persen. Lalu, juga pada tahun 2013 mendatang, PDB Indonesia diperkirakan 1
Triliun USD.
Gara-gara angka-angka di atas, banyak orang terkesima dengan performa
ekonomi Indonesia. Banyak yang mengira, dengan pertumbuhan ekonomi sepesat itu,
bangsa Indonesia sudah sejahtera. Lembaga rentenir Internasional, IMF (Dana
Moneter Internasional), turut terkesima dan memuja-muja pertumbuhan itu.
Namun, fakta lain juga sangat mencengankan. Indeks Gini, yang mengukur
tingkat kesenjangan ekonomi, meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tingkat kesenjangan ekonomi pada
2011 menjadi 0,41. Padahal, pada tahun 2005, gini rasio Indonesia masih 0,33.
Data lain juga menunjukkan, kekayaan 40 orang terkaya Indonesia mencapai
Rp680 Triliun (71,3 miliar USD) atau setara dengan 10,33% PDB. Konon, nilai
kekayaan dari 40 ribu orang itu setara dengan kekayaan 60% penduduk atau 140
juta orang. Data lain menyebutkan, 50 persen kekayaan ekonomi Indonesia hanya
dikuasai oleh 50 orang.
Ringkas cerita, pertumbuhan ekonomi yang spektakuler itu tidak
mencerminkan kesejahteraan rakyat. Yang terjadi, sebagian besar aset dan pendapat
ekonomi hanya dinikmati segelintir orang. Sementara mayoritas rakyat tidak
punya aset dan akses terhadap sumber daya ekonomi. Akhirnya, terjadilah
fenomena: 1% warga negara makin makmur, sementara 99% warga negara hidup
pas-pasan.
Akhirnya, kita patut bertanya, apakah pembangunan ekonomi semacam itu
yang menjadi cita-cita kita berbangsa? Silahkan memeriksa cita-cita
perekonomian kita ketika para pendiri bangsa sedang merancang berdirinya negara
Republik Indonesia ini.
Bung Hatta pernah berkata, “dalam suatu Indonesia Merdeka yang dituju,
yang alamnya kaya dan tanahnya subur, semestinya tidak ada kemiskinan. Bagi
Bung Hatta, Indonesia Merdeka tak ada gunanya jika mayoritas rakyatnya tetap
hidup melarat. “Kemerdekaan nasional tidak ada artinya, apabila pemerintahannya
hanya duduk sebagai biduanda dari kapital asing,” kata Bung Hatta. (Pidato Bung
Hatta di New York, AS, tahun 1960)
Karena itu, para pendiri bangsa, termasuk Bung Karno dan Bung Hatta,
kemudian merumuskan apa yang disebut “Cita-Cita Perekonomian”. Ada dua garis
besar cita-cita perekonomian kita. Pertama, melikuidasi sisa-sisa ekonomi
kolonial dan feodalistik. Kedua, memperjuangkan terwujudnya masyarakat adil dan
makmur.
Artinya, dengan penjelasan di atas, berarti cita-cita perekonomian kita tidak
menghendaki ketimpangan. Para pendiri bangsa kita tidak menginginkan penumpukan
kemakmuran di tangan segelintir orang tetapi pemelaratan mayoritas rakyat.
Tegasnya, cita-cita perekonomian kita menghendaki kemakmuran seluruh rakyat.
Supaya cita-cita perekonomian itu tetap menjiwai proses penyelenggaran
negara, maka para pendiri bangsa sepakat memahatkannya dalam buku Konstitusi
Negara kita: Pasal 33 UUD 1945. Dengan demikian, Pasal 33 UUD 1945 merupakan
sendi utama bagi pelaksanaan politik perekonomian dan politik sosial Republik
Indonesia.
Dalam pasal 33 UUD 1945, ada empat kunci perekonomian untuk memastikan
kemakmuran bersama itu bisa tercapai. Pertama, adanya keharusan bagi peran
negara yang bersifat aktif dan efektif. Kedua, adanya keharusan penyusunan
rencana ekonomi (ekonomi terencana). Ketiga, adanya penegasan soal prinsip
demokrasi ekonomi, yakni pengakuan terhadap sistem ekonomi sebagai usaha
bersama (kolektivisme). Dan keempat, adanya penegasan bahwa muara dari semua
aktivitas ekonomi, termasuk pelibatan sektor swasta, haruslah pada
“sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Sayang, sejak orde baru hingga sekarang ini (dengan pengecualian di era
Gus Dur), proses penyelenggaran negara sangat jauh politik perekonomian ala
pasal 33 UUD 1945. Pada masa orde baru, sistem perekonomian kebanyakan didikte
oleh kapital asing melalui kelompok ekonom yang dijuluki “Mafia Barkeley”.
Lalu, pada masa pasca reformasi ini, sistem perekonomian kebanyakan didikte
secara langsung oleh lembaga-lembaga asing, seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO.
Akibatnya, cita-cita perekonomian sesuai amanat Proklamasi Kemerdekaan
pun kandas. Bukannya melikuidasi sisa-sisa ekonomi kolonial, tetapi malah
mengekal-kannya, yang ditandai oleh menguatnya dominasi kapital asing, politik
upah murah, ketergantungan pada impor, dan kecanduan mengekspor bahan mentah ke
negeri-negeri kapitalis maju.
Ketimpangan ekonomi kian menganga. Kemiskinan dan pengangguran terus
melonjak naik. Mayoritas rakyat (75%) bekerja di sektor informal, tanpa
perlindungan hukum dan jaminan sosial. Sementara puluhan juta lainnya menjadi
“kuli” di negara-negara lain.
G.
EKONOMI INDONESIA SETIAP PERIODE PEMERINTAHAN:
ORDE LAMA, BARU, DAN REFORMASI
Masa Orde Lama
a) Masa Pasca Kemerdekaan
(1945-1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk karena
inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh
Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan
kas negara.
Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah menempuh berbagai
kegiatan, diantaranya :
Pinjaman Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman dengan persetujuan
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) mengadakan pinjaman
nasional yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation (BTC) berhasil
mendatangkan Kapal Martin Behrman di pelabuhan Ciberon yang mengangkut
kebutuhan rakyat, namun semua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.
Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai peningkatan hasil
produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status dan
administrasi perkebunan asing.
Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran memperbanyak kebun
bibit dan padi ungul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam
pertanian, menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional, mengaktifkan
dan mengajak partisipasi swasta dalam upaya menegakkan ekonomi pada awal
kemerdekaan.
Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Negara Indonesia,
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng (Benteng Group)
Sistem Ekonomi Ali-Baba
b) Masa Demokrasi Liberal
(1950-1957)
Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal pengusaha pribumi
masih belum mampu bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada akhirnya hanya
memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang untuk mengurangi jumlah
uang yang beredar agar tingkat harga turun
Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu menumbuhkan wiraswasta pribumi
agar bisa berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional
Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda.
c) Masa Demokrasi Terpimpin
(1959-1967)
Sebagai akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem
etatisme (segalanya diatur pemerintah). Namun lagi-lagi sistem ini belum mampu
memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah :
·
Devaluasi menurunkan nilai uang dan semua
simpanan di bank diatas 25.000 dibekukan
·
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk
mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin
·
Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter
3. Masa Orde Baru
Pada awal orde baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadi prioritas
utama. Program pemerintah berorintasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan
keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah melihat
pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha
pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak
memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka
sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salah satu teori
Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas.
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang,
tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan,
pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita
dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan
dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara
periodik lima tahunan yang disebut Pelita.
Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan
angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka
partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi
yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks
untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan
hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar
golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam,
serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan
konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan
hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik,
ekonomi, dan sosial yang adil.
Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi secara
fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya, ketika terjadi krisis
yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang
paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah
dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama
ekonomi.
4. Masa Orde Reformasi
Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan presiden BJ.Habibie, namun belum
terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan dikarenakan masih adanya
persoalan-persoalan fundamental yang ditinggalkan pada masa orde baru.
Kebijakan yang menjadi perhatian adalah cara mengendalikan stabilitas politik.
Sampai pada masa kepemimipinan presiden Abdurrahman Wahit, Megawati
Soekarnoputri, hingga sekarang masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pun masalah-masalah yang diwariskan dari masa orde baru masih belum
dapat diselesaikan secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN,
inflasi, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar rupiah
yang menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri
Masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalalah pemulihan ekonomi dan
penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ekonomi
antara lain :
a. Meminta penundaan utang
sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan paris Club ke-3 dan mengalokasikan
pemabayaran utang luar negri sebesar 116,3 Trilliun.
b. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi
yaitu menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan
melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Penjaualan tersebut berhasil menaikan partumbuhan
ekonomi Indonesia menajadi 4,1%. Namun kebijakan ini menibulkan kontroversi
yaitu BUMN yang di privatisasikan dijual pada perusahaan asing.
Masa kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalah mengurangi
subsidi BBM, yang dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran
subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta
bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyrakat. Kemudian
muncul pula kebijakan kontroversial yang kedua yakni BLT bantuan langsung tunai
bagi masyarakat miskin. Namun kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang
berhak, dan pembagaiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial. Kebijkan yang
ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan
pembangunan infrastruktur summit pada bulan 2006 lalu, yang mempertemukan para
investor dengan kepala-kepala daerah. Dengan semakin banyak investasi asing di
Indonesia, diharapakan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah. Pada pertengahan
bulan oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2
Miliar dolar AS. Harapan kedepannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti
agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri.
Sistem Perekonomian Indonesia Saat Ini :
Sebagian orang berpendapat bahawa sistem yang digunakan sekarang lebih
condong ke barat atau disebut sistem ekonomi liberal/kapitalis, sistem yang
membebaskan segala macam bentuk kegiatan ekonomi. Pemerintah tak ada urusan
dengan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat. Mereka semua mendapat hak yang sama
untuk berkreatifitas tak ada larangan. Intinya adalah sistem ini semua bebas
melakukan apa saja sehingga tak mengherankan kaum pemodal atau kapital menjadi
kaum yang super power pada sistem ekonomi sehingga membuat yang miskin semakin
miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam, kesenjangan
sosial, itulah yang terjadi pada perekonomian Indonesia. Sistem ekonomi liberal
atau kapitalis yang tidak lama lagi akan menuju neo-liberal. Indikasi sistem perekonomian
Indonesia diarahkan untuk mengikuti mekanisme pasar disamping dominasi kekuatan
korporasi swasta yang semakin menguat. Sistem neo-liberal ini semakin subur
manakala bola salju globalisasi semakin memasuki berbagai sendi-sendi
kehidupan. Semula globalisasi masih terkait dengan bidang informasi dan
komunikasi, namun bola salju globalisasi semakin membesar dan menggulung bidang
lainnya termasuk sektor ekonomi,politik. Contohnya saja Harga BBM sudah didesak
agar secara bertahap mengikuti harga internasional. Di Indonesia sendiri dapat
dihitung para konglomerat yang menguasai perekonomian, itu hanya ada segelintir
orang saja. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuesi kita menganut sistem
kapitalis. Sebenarnya sistem inilah yang dijalan kan di Indonesia walaupun
pemerintah tidak mengakuinya secara terbuka.
Masuknya Sistem tersebut dapat
kita lihat dari beberapa Indikator yaitu :
a. Dihapusnya berbagai subsidi untuk masyarakat secara bertahap, sehingga
harga barang barang strategis ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar.
b. Nilai Kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap, sehingga
besar kecilnya kurs rupiah akan ditentukan oleh mekanisme pasar.
c. Perusahaan BUMN mulai beralih
ke pihak swasta, sehingga peran pemerintah semakin berkurang.
d. Keikutsertaan bangsa Indonesai dalam kancah WTO dan perjanjian GATT
yang semakin menunjukan komitmen bangsa Indonesia dalam tata liberalisme dunia.
Dampak positif yang di timbulkan dari sistem kapitalis ini yaitu dari
aspek permodalan, kita dapat dengan mudah mendapatkan modal dengan cepat dari
investor asing sedangkan dampak negatif dari sistem ini banyak terjadi
masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, krisis ekonomi dan hutang
luar negeri yang tinggi.
Namun meskipun demikian, bagi saya pribadi perekonomian Indonesia bisa
dikatakan cukup memperlihakan peningkatan yang bisa dibanggakan. Terlihat pada
saat terjadi krisis global, dimana banyak negara di dunia mengalami krisis
namun tidaklah demikian di Indonesia. Indonesia masih bisa bertahan dari krisis
ekonomi. Walaupun masih dapat bertahan, sudah seharusnyalah pemerintah dan
seluruh rakyat Indonesia sadar untuk memperbaiki perekonomian Indonesia yang
lebih baik lagi dengan memberantas KKN, memangkas pengeluaran pemerintah,
membuka lapangan pekerjaan, dan lebih memperhatian rakyat demi terciptanya
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada intinya kerjasamalah yang dibutuhkan
bangsa ini untuk mewujudkan tujuan tersebut.
SOAL DAN JAWABAN
6.
1) Pajak atas tanah harus dibayar
dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.
2) Penduduk desa yang punya tanah
diminta menyediakan seperlima dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di
pasaran dunia.
3) Tanah yang disediakan bebas
dari pajak.
4) Sistem tanam bebas harus
diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang sudah ditentukan
oleh pemerintah.
5) Sistem sewa tanah dengan uang
harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.
DARI PERNYATAAN DIATAS MANAKAH YANG MENYUSUN PROGRAM OLEH VAN DEN BOSCH.
. . .
A. 1,2,3,
B. 2,4,6
C. 2,3,5
D. 1,4,5
7. Siapa yang menuliskan buah
pikirannya dalam majalah De Gids (perinstis/pelopor) dengan judul Een Ereschuld
(Berhutang Budi) sehingga dikenal dengan nama politik etis atau politik balas
budi?
A. SULISTIYONO PRASUTIYO
B. Mr. C. Th. Van Deventer
C. L. James Havery
D. C.W. Churchman
8. PADA TAHUN BERAPA ORGANISASI
PUTERA(Pusat Tenaga Kerja) DIBENTUK?
A. 1943
B. 1953
C. 1963
D. 1993
9. Apa pengertian dari PETA?
A. organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya terdiri atas
pemuda-pemuda Indonesia
B. Nippon Pelindung Asia, Nippon
Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia.
C. organisasi formal dalam
masyarakat yang digunakan untuk menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang
D. pola-pola kegiatan
pemerintahan yang secara sadar terbentuk untuk mempengaruhi distribusi
keuntungan dalam masyarakat
10. pada tahun berapa terjadinya
masa demokrasi liberal?
A. (1945-1950)
B. (1950-1957)
C. (1959-1967)
D. Benar Semua
BAB III
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah potensi sumber daya yang
terkandung dalam bumi (tanah), air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia. SDA dibagi menjadi dua yaitu
SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui:
SDA yang dapat diperbaharui ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan
kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya:
air, udara, tanah, hewan dan tumbuhan meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan.
SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan
ekosistem.
Cekungan di daratan yang digenangi air terjadi secara alami disebut
danau, misalnya Danau Toba di Sumatera Utara. Sedangkan cekungan di daratan
yang digenangi air terjadi karena buatan manusia disebut waduk, misalnya waduk
Sermo di Kulon Progo dan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri (Jateng).
Udara yang bergerak dan berpindah tempat disebut angin. Lapisan udara
yang menyelimuti bumi disebut atmosfer. Lapisan Ozon berfungsi untuk melindungi
bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Angin dapat
dimanfaatkan juga sebagai sumber energi dengan menggunakan pembangkit listrik
kincir angin.
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan
batuan dan bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah banyak
dimanfaatkan untuk menanam sumber daya alam pertanian. Pertanian meliputi
tanaman untuk makanan pokok, seperti padi, jagung dan sagu. Palawija terdiri
dari ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan holtikultura yang meliputi berbagai
jenis sayuran dan buah-buahan.
Hewan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu hewan liar dan
hewan piaraan. Hewan liar ialah hewan yang hidup di alam bebas dan dapat
mencari makan sendiri, misalnya dari jenis burung, ikan dan serangga. Hewan
piaraan ialah hewan yang dipelihara untuk sekadar hobi atau kesenangan semata,
misalnya burung perkutut, marmut, kucing dan kakaktua. Hewan ternak ialah hewan
yang dikembangbiakkan untuk kemudian dimanfaatkan atau diperjualbelikan.
· Hutan
Hutan merupakan sebuah areal luas yang ditumbuhi beraneka ragam
pepohonan. Dilihat dari jenis pohonnya, hutan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hutan Homogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis
pohon/tanaman, misal: hutan jati, hutan pinus, hutan cemara dll.
2. Hutan Heterogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis
pohon/tanaman.
Dilihat dari arealnya, hutan dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai
berikut:
1. Hutan lindung ialah hutan yang berfungsi melindungi tanah dari erosi,
banjir dan tanah longsor.
2. Hutan produksi ialah hutan yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai
produk industri dan bahan perlengkapan masyarakat, seperti kayu lapis, mebel,
bahan bangunan dan kerajinan tangan.
3. Hutan wisata ialah hutan yang ditujukan khusus untuk menarik para
wisatawan domestik (dalam negeri) maupun wisatawan mancanegara.
4. Hutan suaka alam ialah hutan yang berfungsi memelihara dan melindungi
flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
5. Hutan Mangrove ialah hutan bakau di tepi pantai yang berfungsi untuk
menghindari daratan dari abrasi.
Hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh kita yaitu: kayu (jati, pinus,
cemara, cendana), damar, rotan, bambu dll. Erosi ialah pengkisan tanah yang
disebabkan oleh air hujan. Reboisasi ialah penanaman/penghijauan kembali hutan
yang telah gundul. Abrasi ialah penyempitan daratan akibat pengikisan tanah
yang disebabkan oleh air laut. Korasi ialah pengikisan daratan yang disebabkan
oleh angin.
· Pertanian
Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan, antara lain
padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, bawang dan berbagai macam
buah-buahan, seperti jeruk, apel, mangga, dan durian. Indonesia dikenal sebagai
negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian
di bidang pertanian atau bercocok tanam.
· Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang ada di Indonesia meliputi karet, cokelat,
teh tembakau, kina, kelapa sawit, kapas, cengkih dan tebu. Berbagai jenis di
antara tanaman tersebut merupakan tanaman ekspor (kegiatan mengirim barang ke
luar negeri ) yang menghasilkan devisa (tabungan bagi negara ).
2.2
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
Ialah sumber daya
alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Biasanya sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi
dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan
lain-lain).
· Batu Bara
Batu bara berasal dari tumbuhan purba yang telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu. Batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
industri dan rumah tangga.
· Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang
telah mati berjuta-juta tahun.
· Emas dan Perak
· Besi dan Timah
Besi berasal dari bahan yang bercampur dengan tanah, pasir dan
sebagainya. Besi merupakan bahan endapan dan logam yang berwarna putih. Timah
berasal dari bijih-bijih timah yang tersimpan di dalam bumi.
Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap
lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal
ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia mampu merombak, memperbaiki,
dan mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti:
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
lingkungan hidup. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah
negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan
pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara
manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia
yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah
menetapkan kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup. Undang-undang
tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab
terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah
kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak
pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan.
Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah
dikeluarkan belumlah berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti
penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta
kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi
yang akan datang.
Upaya pengelolaan limbah yang saat ini tengah digalakkan adalah
pendaurulangan atau recycling. Dengan daur ulang dimungkinkan pemanfaatan
sampah, misalnya plastik, aluminium, dan kertas menjadi barang-barang yang
bermanfaat.
Usaha lain dalam mengurangi polusi adalah memanfaatkan tenaga surya.
Tenaga panas matahari disimpan dalam sel-sel solar untuk kemudian dimanfaatkan
dalam keperluan memasak, memanaskan ruangan, dan tenaga gerak. Tenaga surya ini
tidak menimbulkan polusi.
Selain tenaga surya, tenaga angin dapat pula digunakan sebagai sumber
energi dengan menggunakan kincir-kincir angin. Di beberapa negara maju telah
banyak dilakukan pemisahan sampah organik dan anorganik untuk keperluan daur
ulang. Dalam tiap rumah tangga terdapat tempat sampah yang berwarna-warni
sesuai peruntukkannya. Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam,
namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam
harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan itu.
Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan,
manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor
abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya
alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam
bersifat terbatas.
Sumber daya alam ialah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan
manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin,
cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
2.3 Macam-macam Bentuk (Upaya Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati)
Usaha pelestarian sumber daya alam hayati tidak lepas dari usaha
pelestarian lingkungan hidup. Usaha-usaha dalam pelestrian lingkungan hidup
bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab kita
semua.
Untuk menggalakkan perhatian kita kepada pelestarian lingkungan hidup,
maka setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Sedunia. Di
tingkat Internasional, peringatan Hari Lingkungan Hidup ditandai dengan
pemberian penghargaan kepada perorangan atau pun kelompok atas sumbangan
praktis mereka yang berharga bagi pelestarian lingkungan atau perbaikan
lingkungan hidup di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Penghargaan ini
diberi nama "Global 500" yang diprakarsai Program Lingkungan PBB (UNEP
= United Nation Environment Program).
Di tingkat nasional, Indonesia tidak ketinggalan dengan memberikan
hadiah, sebagai berikut. Kalpataru berupa pahatan Kalpataru tiga dimensi yang
berlapis emas murni. Pahatan ini mencontoh pahatan yang terdapat pada Candi
Mendut yang melukiskan pohon kehidupan serta mencerminkan sikap hidup manusia
Indonesia terhadap lingkungannya, yaitu keselarasan dan keserasian dengan alam
sekitarnya.
Selain usaha-usaha tersebut di atas, usaha lain yang tidak kalah
pentingnya adalah didirikannya bermacam-macam perlindungan alam seperti Taman
Wisata, Taman hasional, Kebun Raya, Hutan Buru, Hutan Lindung, dan Taman Laut.
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem secara
seimbang. Komponen-komponen dalam ekosistem senantiasa saling bergantung.
Keseimbangan inilah yang harus tetap dijaga agar pelestarian keanekaragaman
dalam sumber daya alam tetap terjamin. Keseimbangan akan terganggu jika
komponen di dalamnya terganggu atau rusak. Terjadinya banjir, gunung meletus,
gempa bumi, wabah penyakit, dan sebagainya dapat menyebabkan adanya kerugian
dalam bidang ekonomi, biologi, bahkan perusakan peninggalan-peninggalan budaya.
SOAL DAN JAWABAN
11. potensi sumber daya yang
terkandung dalam bumi (tanah), air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia disebut. . . .
A. SDA YANG DAPAT DIPERBAHARUI
B. SDA YANG TIDAK DAPAT
DIPERBAHARUI
C. SDA
D. SALAH SEMUA
12. 1.) HUTAN MANGROVE
2.) HUTAN HOMOGEN
3.) HUTAN LINDUNG
4.) HUTAN PRODUKSI
5.) HUTAN HETEROGEN
6.) HUTAN WISATA
7.) HUTAN SUAKA ALAM
DARI PERNYATAAN DIATAS HUTAN MANAKAH YANG DAPAT DILIHAT DARI AREALNYA. .
.
A. 1,2,3,4,5
B. 1,3,4,5,6,
C. 3,4,5,6,7
D. 1,3,4,6,7
13. APA TUJUAN DARI UNDANG-UNDANG
LINGKUNGAN HIDUP?
A. BENER SEMUA
B. mencegah kerusakan lingkungan
C. meningkatkan kualitas
lingkungan hidup
D. menindak
pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan
14. apa saja lima tahapan
perkembangan sebuah perekonomian yang dibuat oleh marx?
a. Hanya perekonomian komunal
primitif
b. perekonomian komunal primitif;
(b) perekonomian perbudakan; (c) perekonomian feodal; (d) perekonomial
kapitalis perbudaka
c. perekonomian feudal dan
perekonomian perbudakan
d. salah semua
15. Apa pengertian dari abrasi?
a. pengkisan tanah yang
disebabkan oleh air hujan
b. penanaman/penghijauan kembali
hutan yang telah gundul
c. penyempitan daratan akibat
pengikisan tanah yang disebabkan oleh air laut
d. pengikisan daratan yang
disebabkan oleh angin
BAB IV
Definisi Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)
Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh
suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya,
tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah
(negara) secara geografis.
Sedangkan menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai pasar
dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam
suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat
digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk
membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat.
Gross domestic product hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang
dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Untuk barang dan jasa yang
dibeli untuk diproses lagi dan dijual lagi (Barang dan jasa intermediate) tidak
dimasukkan dalam GDP untuk menghindari masalah double counting atau
penghitungan ganda, yaitu menghitung suatu produk lebih dari satu kali.
Contohnya, grosir membeli sekaleng tuna seharga Rp 6.000,- dan menjualnya
seharga Rp 9.000,-. Jika GDP menghitung kedua transaksi tersebut , Rp 6.000,-
dan Rp 9.000,-, maka sekaleng tuna itu dihitung senilai Rp 15.000,- (lebih
besar daripada nilai akhirnya). Jadi, GDP hanya menghitung nilai akhir dari
suatu produk yaitu sebesar Rp 9.000,-. Untuk barang yang diperjual-belikan
berulang kali (second-hand) tidak dihitung dalam GDP karena barang tersebut
telah dihitung pada saat diproduksi. (2000:146-147).
Tipe-tipe GDP
Ada dua tipe GDP, yaitu :
1) GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa
yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang
berlaku pada tahun tersebut.
2) GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku
pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan
jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain Angka-angka GDP merupakan hasil
perkalian jumlah produksi (Q) dan
harga (P), kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi,
maka besarnya GDP akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut
menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan GDP hanya disebabkan
oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot.
Perhitungan GDP
Menurut McEachern (2000:147) ada dua macam pendekatan yang digunakan
dalam perhitungan GDP, yaitu:
1. Pendekatan pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada
seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.
2. Pendekatan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang
diterima selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.
GDP berdasarkan Pendekatan Pengeluaran.
Menurut McEachern (2000:149) untuk memahami pendekatan pengeluaran pada
GDP, kita membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen, konsumsi,
investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu
per satu.
1. Konsumsi, atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan,
adalah pembelian barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu tahun.
Contohnya : dry cleaning, potong rambut, perjalanan udara, dsb.
2. Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto,
adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan.
Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
3. Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan
investasi bruto pemerintah, mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan
pada barang dan jasa, dari pembersihan jalan sampai pembersihan ruang
pengadilan, dari buku perpustakaan sampai upah petugas perpustakaan. Di dalam
pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan sosial, bantuan kesejahteraan,
dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut mencerminkan bantuan
pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan pembelian pemerintah.
4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara
dikurangi dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak
hanya meliputi nilai perdagangan barang tetapi juga jasa.
Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan
penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor
netto, yaitu nilai ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M).
Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan pengeluaran agregat, atau GDP:
C + I + G + (X-M) = Pengeluaran agregat = GDP
GDP berdasarkan Pendekatan Pendapatan.
Menurut McEachern (2000:151) pendapatan agregat sama dengan penjumlahan
semua pendaptan yang diterima pemilik sumber daya dalam perekonomian (karena
sumber dayanya digunakan dalam proses produksi). Sistem pembukuan double-entry
dapat memastikan bahwa nilai output agregat sama dengan pendapatan agregat yang
dibayarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam produksi output tersebut:
yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari produksi.
Jadi kita dapat mengatakan bahwa:
Pengeluaran agregat = GDP = Pendapatan agregat
Suatu produk jadi biasanya diproses oleh beberapa perusahaan dalam
perjalanannya menuju konsumen. Meja kayu, misalnya, mulanya sebagai kayu
mentah, kemudian dipotong oleh perusahaan pertama, dipotong sesuai kebutuhan
mebel oleh perusahaan kedua, dibuat meja oleh perusahaan ketiga, dan dijual
oleh perusahaan keempat. Double counting dihindari dengan cara hanya
memperhitungkan nilai pasar dari meja pada saat dijual kepada pengguna akhir
atau dengan cara menghitung nilai tambah pada setiap tahap produksi. Nilai
tambah dari setiap perusahaan sama dengan harga jual barang perusahaan tersebut
dikurangi dengan jumlah yang dibayarkan atas input perusahaan lain.
Nilai tambah dari tiap tahap mencerminkan pendapatan atas pemilik sumber
daya pada tahap yang bersangkutan. Penjumlahan nilai tambah pada semua tahap
produksi sama dengan nilai pasar barang akhir, dan penjumlahan nilai tambah
seluruh barang dan jasa akhir adalah sama dengan GDP berdasarkan pendekatan
pendapatan.
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3
pendekatan,yaitu :
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan
1.Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah
(value added) dari semua sektor produksi. Lalu, besarnya nilai produksi
diperoleh dari mana ?
Besarnya nilai produksi (angka-angka PDB) diperoleh dari :
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu
sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification)
sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg
biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + VAst
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari
unit/komponen2 ekonomi, yaitu:
Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C
Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I
Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G
Expor – Impor =( X – M )
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam
persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.Pendekatan Pendapatan
diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong
pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti
tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk
pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus
menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan
pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan
pendekatan pengeluaran.
4. Teori-Teori dan Model-Model pertumbuhan
a. Teori Klasik
Beberapa teori klasik
antara lain sebagai berikut.
1) Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada
tiga faktor penentu proses produksi/pertumbuhan, yakni SDA, SDM (sumber daya
Manusia), dan barang modal
2) Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini,
pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA (dalam arti tanah) yang terbatas
jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga
kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat
upah alamiah (atau minimal). David ricardo juga melihat adanya perubahan
teknologi yang selalu terjadi.
3) Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran
keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan negara, yakni
jika PNB poteensialnya meningkat. Sektor yang dominan adalah pertanian dan
perindustrian.
4) Teori Marx
Marx membuat lima
tahapan perkembangan sebuah perekonomian, yakni: (a) perekonomian komunal
primitif; (b) perekonomian perbudakan; (c) perekonomian feodal; (d)
perekonomial kapitalis; dan (e) pereokonomial sosialis. Tititk kritis dari
teori Marx ini adalah adalah pada transisi dari perekonomian kapitalis ke
perekonomian sosialis.
Jika dirangkum
teori-teori klasik ini, maka ada dua hal penting yang membedakannya dengan
teori-teori lainnya yang muncul setelah itu, yakni:
1) Faktor-faktor produksi
utama adalah tenaga kerja, tanah, dan modal
2) Peran teknologi dan ilmu
pengetahuan serta peningkatan kualitas dari tenaga kerja dan dari input-input
produksi lainnya terhadap pertumbuhan output tidak mendapat perhatian secara
ekplisit atau dianggap konstan (teknologi dianggap suatu koefisien yang tetap,
tidak berubah).
b. Teori Neo-Keynes
Teori neo-Keynes adalah
modal dari Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai
keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat
pengaruh dari investasi, baik pada AD maupun pada perluasan kapasitas produksi
AS, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c. Teori Neo-Klasik
Beberapa model
neo-klasik adalah antara lain sebagai berikut.
1) Model Pertumbuhan A. Lewis
Model ini dikenal
dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah satu di antara
model neo-klasik yang meneliti gejala di negara-negara berkembang (NSB). Model
ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang
mempunyai dua sektor dengan sifat yang berbeda, yakni prtanian tradisional yang
subsistem di pedesaan dan industri yang modern di perkotaan.
2) Model Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal
sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Menurut Baran, proses
kapitalisme di NSB berbeda dengan yang terjadi di NM (negara maju). Di NM,
proses kapitalisme yang memakan waktu cukup panjang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
(a) Pertumbuhan
ekonomi (atau produksi) meningkat bersamaan dengan perpindahan masyarakat
petani dari pedesaan ke industri di perkotaan.
(b) Peningkatan
produksi barang dan jasa berbarengan dengan terjadinya pembagian dan
spesialisasi kerja.
Sedangkan, di NSB proses akumulasi modal tidak terjadi. Yang terjadi
justru sebaliknya, yaitu modal asing yang datang ke NSB justru mengambil
surplus ekonomi yang terjadi, sehingga kapital yang ada justru berkurang, dan
masyarakat menjadi miskin karena tidak menikmati surplus tersebut.
3) Teori Ketergantungan Neokolonial
Dasar pemikiran dari
teori ini adalah bahwa pembangunan ekonomi di NSB sangat tergantung pada NM,
terutama dalam investasi langsung (PMA) di sektor pertambangan dan impor
barang-barang produksi.
4) Model Pertumbuhan WW. Rostow
Menurut rostow,
pembangunan ekonomi di manapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah
garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju.
5) Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan solow
adalah penyempurnaan model pertumbuhan Harrod-Domar. Dalam model Solow,
proporsi faktor produksi di asumsikan dapat berubah (jumlah kapital dan tenaga
kerja atau rasio dari kedua faktor ini dalam sebuah proses produksi/produk
tidak harus konstan, atau bisa saling mensubstitusikan) dan tingkat upah tenaga
kerja dan suku bunga juga bisa berubah.
d. Teori Modern
Dalam teori modern ini,
faktor-faktor produksi yang krusial
tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas SDM dan
kemajuan teknologi, kewirausahaan, bahan baku dan material. Bahkan dalam era
globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini, kualitas SDM dan teknologi
merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama keberhasilan
suatu bangsa/negara.
16. penyempurnaan model pertumbuhan
Harrod-Domar. Dalam model Solow, proporsi faktor produksi di asumsikan dapat
berubah (jumlah kapital dan tenaga kerja atau rasio dari kedua faktor ini dalam
sebuah proses produksi/produk tidak harus konstan, atau bisa saling
mensubstitusikan) dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bisa berubah
disebut model pertumbuhan. . .
a. solow
b. ww. Rostow
c. neocolonial
d. paul a. baran
17. 19. nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu
tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut DISEBUT. . .
A. GDP RIIL
B. GDP CAMPURAN
C. GDP NOMINAL
D. A DAN C BENAR
18. penghitungan yang digunakan
oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya,
tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah
(negara) secara geografis DISEBUT. . .
A. PGA
B. PDB
C. GDP
D. PBB
19. belanja pada barang kapital
baru dan tambahan untuk persediaan DISEBUT. . .
A. Konsumsi, atau secara lebih
spesifik pengeluaran konsumsi perorangan
B. Ekspor netto
C. Investasi, atau secara lebih spesifik
investasi domestik swasta bruto
D. Pembelian pemerintah, atau
secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto pemerintah
20. BERIKUT INI ADALAH Analisa
Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB, KECUALI
A. Pendekatan Produksi
B. Pendekatan
Pengeluaran/Pembelanjaan
C. BENAR SEMUA
D. Pendekatan pendapatan
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut