Langsung ke konten utama

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Perusahaan Jasa
Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan  perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor akuntan publik, usaha salon, usaha bengkel, bank, asuransi, lembaga pendidikan, sekolah, universitas, klinik dokter, kantor notaris, perusahaan leasing, rumah sakit, usaha rental mobil, jasa pengurusan surat-surat, usaha jasa pengiriman,dan sebagainya.
Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Dalam menjalankan usahanya perusahaan jasa juga melakukan kegiatan transaksi dan juga memiliki laporan keuangan perusahaan jasa yang berbeda dengan laporan perusahaan dagang. Laporan keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas dari informasi yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan perusahaan jasa memiliki komponen seperti berikut:
  1. Nama perusahaan pelapor atau identitas lain.
  2. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas.
  3. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan.
  4. Mata uang pelaporan.
  5. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Laporan keuangan perusahaan jasa yang disajikan setiap akhir periode yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.
1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba/rugi perusahaan disajikan dan memiliki berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Bentuk laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada dua, yaitu:
    • Bentuk Langsung (Single Step)
      Dalam  bentuk ini, seluruh pendapatan dijumlahkan dan semua beban dijumlahkan. Dari selisih antara jumlah pendapatan dengan jumlah beban dapat diketahui besarnya laba atau rugi usaha.
LAPORAN LABA/RUGI PT. LINTASNESIAUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014
Pendapatan Jasa
Rp. 28,000,000.00
Beban gaji
Rp. 10,000,000.00
Beban perjalanan dinas
Rp. 500,000.00
Beban iklan
Rp. 600,000.00
Beban telepon
Rp. 300,000.00
Beban listrik & air
Rp. 700,000.00
Beban perlengkapan kantor
Rp. 300,000.00
Beban sewa
Rp. 350,000.00
Beban penyusutan peralatan kantor
Rp. 400,000.00
Jumlah beban usaha
Rp. 13,150,000.00
Laba usaha
Rp. 14,850,000.00
  • Bentuk Bertahap (Multiple Step)
    Dalam  bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan.
LAPORAN LABA/RUGI PT. LINTASNESIAUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014
Pendapatan Jasa
Rp. 28,000,000.00
Beban gaji
Rp. 10,000,000.00
Beban perjalanan dinas
Rp. 500,000.00
Beban iklan
Rp. 600,000.00
Beban telepon
Rp. 300,000.00
Beban listrik & air
Rp. 700,000.00
Beban perlengkapan kantor
Rp. 300,000.00
Beban sewa
Rp. 350,000.00
Beban penyusutan peralatan kantor
Rp. 400,000.00
Jumlah beban usaha
Rp. 13,150,000.00
Laba usaha
Rp. 14,850,000.00
Pendapatan dan beban di luar usaha
Pendapatan bunga
Rp 500,000.00
Beban kerusakan komputer
Rp 350,000.00
Laba diluar usaha
Rp. 150,000.00
Laba bersih
Rp. 13,500,000.00
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan sebab-sebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal akhir periode. Dalam laporan perubahan modal ditunjukkan dengan perhitungan antara modal pemilik awal periode ditambah laba bersih seperti yang tercantum dalam laporan laba/rugi, kemudian dikurangi dengan pengambilan pribadi pemilik (prive), sehingga diperoleh modal pemilik akhir periode.
LAPORAN PERUBAHAN MODAL PT. LINTASNESIAPER MARET 2014
No.Akun
Perkiraan Modal usaha (Awal)
Rp. 250,000,000.00
Laba usaha
Rp. 13,500,000.00     -
Prive Laba Usaha – Prive
Rp. 236,500,000.00     +
Modal usaha (Akhir)
Rp. 486,500,000.00
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan keadaan keuangan atau posisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang dimaksud terdiri atas jumlah akses, kewajiban, dan modal. Dalam penyusunan neraca harus diurutkan sesuai dengan tingkat likuiditasnya atau tingkat kelancarannya. Rekening yang lancar harus didahulukan penyusunannya dan rekening yang kurang lancar disusun di bawahnya.Neraca dapat disusun dengan dua bentuk, yaitu bentuk stafel dan bentuk skontro.
    • Bentuk Laporan (Stafel)
      Neraca yang disusun dalam bentuk stafel artinya neraca disajikan dengan harta atau aktiva di bagian atas dan kewajiban serta modal di bagian bawahnya. Neraca bentuk stafel sering disebut juga bentuk laporan/ vertikal.
NERACA PT LINTASNESIAPER 31 JANUARI 2014
No Akun
Perkiraan/ Akun
Debet
Kredit
Kas
Rp. 180,000,000.00
Piutang sewa crane
Rp. 15,000,000.00
Perlengkapan
Rp. 5,250,000.00
Inventaris kantor
Rp. 6,750,000.00
Akumulasi penyusutan inventaris kantor
Rp. 400,000.00
Peralatan berat
Rp. 60,000,000.00
Akumulasi penyusutan peralatan berat
Rp. 1,000,000.00
Sewa gedung dibayar di muka
Rp. 20,550,125.00
Utang usaha
Rp. 20,000,000.00
Modal
Rp. 250,000,000.00
Laba bulan berjalan
Rp. 16,150,125.00
Jumlah
Rp. 286,150,125.00
Rp. 286,150,125.00
    • Bentuk T (Skontro) atau Bentuk Rekening
      Neraca yang disusun dalam bentuk T artinya penyajian harta atau aktiva di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan modal di sebelah kanan. Neraca bentuk skontro sering disebut juga bentuk sebelahmenyebelah.
NERACA PT LINTASNESIAPER 31 JANUARI 2014
No Akun
Perkiraan/ Akun
Jumlah
No akun
Perkiraan
Jumlah
Kas
Rp. 180,000,000.00
Utang usaha
Rp. 20,000,000.00
Piutang sewa crane
Rp. 15,000,000.00
-
-
Perlengkapan
Rp. 5,250,000.00
Modal
Rp. 250,000,000.00
Inventaris kantor
Rp. 6,750,000.00
Laba bulan berjalan
Rp. 16,150,125.00
Akumulasi penyusutan inventaris kantor
Rp. 400,000.00
Peralatan berat
Rp. 60,000,000.00
Akumulasi penyusutan peralatan berat
Rp. 1,000,000.00
Sewa gedung dibayar di muka
Rp. 20,550,125.00
Jumlah
Rp. 286,150,125.00
Jumlah
Rp. 286,150,125.00
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
Laporan arus kas adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dengan disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. klasifikasi menurut aktivitas bertujuan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas.
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:
  • penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,
  • penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain,
  • pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa,
  • pembayaran kepada karyawan,
  • penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
  • pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
  • penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:
  • pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,
  • penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,
  • perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain,
  • uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan),
  • pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi:
    • penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,
    • pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,
    • penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya,
    • pelunasan pinjaman,
    • pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).Berikut contoh laporan keuangan perusahaan jasa
LAPORAN ARUS KAS
PT. LINTASNESIA
PER 31 DESEMBER 2014
I
Arus Kas Kegiatan Operasi
Penerimaan pendapatan jasa konstruksi
Rp. 28,000,000.00
Arus kas keluar:
Beban upah & gaji
Rp. 10,000,000.00
Beban perjalanan dinas
Rp. 500,000.00
Beban iklan
Rp. 600,000.00
Beban telepon
Rp. 300,000.00
Beban listrik dan air
Rp. 700,000.00
Beban perlengkapan kantor
Rp. 300,000.00
Beban sewa
Rp. 350,000.00
Penyusutan peralatan
Rp. 400,000.00
Total beban
Rp. 13,150,000.00
Arus kas masuk dari kegiatan operasi
Rp. 14,850,000.00
II
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Pembelian peralatan berat
Rp. 60,000,000.00
Pembelian investasi kantor
Rp. 6,750,000.00
Arus kas keluar dari kegiatan investasi
Rp. 66,750,000.00
III
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Setoran tambahan modal
Rp. 50,000,000.00
Prive
Rp. 5,000,000.00
Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan
Rp. 45,000,000.00
Arus kas masuk bersih
Rp. 36,000,000.00
Saldo kas awal periode 2014 (Januari)
Rp. 180,000,000.00
Saldo kas akhir periode 2014 (Desember)
Rp. 216,600,000.00

PT LINTASNESIA”
RUGI / LABA
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014
No.
Keterangan
12/31/13
12/31/14
I
1
Pendapatan
1.901.825.003,00
2.509.301.099,00
1
Pendapatan Jasa
1.901.825.003,00
2.509.301.099,00
II
4
Biaya Tenaga Kerja
725.303.352,04
1.214.114.383,04
1
Gaji Karyawan
545.547.726,52
1.006.531.757,52
2
Bonus
179.755.625,52
205.701.625,52
3
Tunjangan  Makan
0,00
1.881.000,00
4
Tunjangan  Kesehatan
0,00
0,00
6
Tunjangan  Jamsostek
0,00
0,00
7
Tunjangan PPh 21
0,00
0,00
8
Tunjangan Lain – lain
0,00
0,00
III
5
Biaya Penjualan & umum
1.310.729.056,22
1.747.265.144,20
1
Perjalanan
156.473.325,52
188.210.915,52
2
Perhubungan
194.971.927,52
239.157.879,52
3
Listrik & Air
6.064.917,00
0,00
4
Bea Materai & Pajak Lainnya
11.155.080,00
3.660.072,00
5
Pelayanan
160.118.625,52
261.435.133,52
6
Sewa
0,00
350.000,00
7
Pemeliharaan & Perbaikan
158.562.359,52
179.417.154,52
8
Pemakaian Kantor
182.604.374,52
197.204.204,52
9
Penyusutan
37.076.986,42
60.843.393,50
10
Asuransi
2.704.750,00
4.177.521,88
11
Amortisasi
0,00
0,00
12
Pengangkutan
0,00
0,00
13
Kendaraan
26.170.715,00
13.491.500,00
14
Pemeliharaan Kendaraan
6.172.005,00
6.128.948,00
15
By.Eksport
0,00
0,00
16
Iklan
3.575.000,00
6.761.500,00
17
Contoh
0,00
0,00
18
By.Administrasi
0,00
0,00
19
Komisi & Administrasi Bank
3.702.732,18
7.338.404,01
20
Komisi & Perijinan
201.043.225,52
231.066.225,52
21
By. Lain-Lain
160.333.032,52
348.022.291,71
IV
6
Penghasilan Netto
(134.207.405,26)
(452.078.428,24)
V
7
Penghasilan Diluar Usaha
8.996.462,66
70.507.676,62
1
Penghasilan Bunga
44.581,12
44.456,37
2
Keuntungan Tukar Valas – Transaksi
8.926.879,54
61.707.720,25
3
Klaim
0,00
0,00
4
Keuntungan Penjualan Aktiva
0,00
0,00
5
Penghasilan Lain-Lain
25.002,00
8.755.500,00
VI
8
Pengeluaran Diluar Usaha
21.464.587,38
70.508.830,87
1
Beban Bunga
287.778,00
2.925.429,84
2
Kerugian Tukar Valas – Transaksi
10.376.806,39
56.303.381,03
3
Klaim
0,00
0,00
4
Sumbangan
2.600.000,00
2.950.000,00
5
Amortisasi
8.199.999,99
8.200.000,00
6
Kerugian Lain – Lain
3,00
130.020,00
VII
9
Laba Bersih
(146.675.529,98)
(452.079.582,49)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 1 PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

Perkembangan Koperasi di Indonesia Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Perkembangan koperasi di Indonesia yaitu Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 (Ahmed 1964, h. 57) yang selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Jikalau pertumbuhan koperasi yang pertama di Indonesia menekankan pada kegiatan simpan-pinjam (Soedjono 1983, h.7) maka selanjutnya tumbuh pula koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan kemudian koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih di Purwokerto (1896), mendirikan koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam. Kegiatan R ...

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

SEJARAH SINGKAT PERSEROAN /  BRIEF HISTORY OF THE COMPANY PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Ltd berdasarkan Akta No.59 di hadapan Notaris Djojo Muljadi, SH. Perseroan memulai produksi komersial pada tahun 1971 dengan produk utama pellet kopra. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, pada tahun 1989 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Selanjutnya mengikuti sukses pencatatan saham tersebut pada tahun 1990 Perseroan melakukan konsolidasi usaha dengan mengakuisisi empat perusahaan pakan ternak. Sejak saat itu nama PT Java Pelletizing Factory Ltd berubah menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pada tahun 1992 Perseroan melakukan integrasi strategis dengan mengakuisisi perusahaan pembibitan ayam dan pemrosesannya yang telah beroperasi secara komersial pada tahun 1985, serta usaha tambak udang dan pemrosesannya. Pada tahun 1994, PT Multibreeder Adir...

PENGANTAR BISNIS BESERTA SISTEM EKONOMI

1. DEFINISI DAN MACAM-MACAM SISTEM EKONOMI Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-subjek tersebut. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi. Kaidah atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau...
Diagonal Select - Hello Kitty 2