Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Mengapa Produk Indonesia Susah Menembus Pasar Jepang?

Sabtu, 25 Oktober 2014 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) perlu direvisi ulang. Dalam implementasinya, banyak hal yang dinilai masih merugikan Indonesia. Misalnya, untuk urusan hambatan non-tarif, seperti standardisasi. Meskipun ada penurunan tarif bea masuk ke Jepang dalam IJEPA, namun produk Indonesia belum leluasa menembus pasar Jepang, akibat tak mampu memenuhi standar. "Dengan IJEPA ini diharapkan ada peningkatan ekspor untuk produk pertanian, perikanan dan perkebunan. Tetapi IJEPA tidak membuat kualifikasi standar yang menjadi hambatan nontarif di Jepang melemah," ungkap penulis buku "Dalam Bayangan Matahari Terbit", Shanti Darmastuti. Dalam buku yang ditulis bersama Syamsul Hadi itu, dicontohkan standardisasi produk perkebunan yang menyulitkan adalah sistem pengenalan residu pestisida. Sistem ini diberlakukan pemerintah Jepang sejak Mei 2006. Dalam sistem ini, ditetapkan ambang batas yang ketat untuk sekit...

HADAPI MEA 2015, RNI LAKUKAN PENGEMBANGAN BISNIS

Jum'at, 24 Oktober 2014 WE Online, Jakarta - Dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero akan semakin aktif dalam melakukan pengembangan bisnis. Setelah melakukan inisiasi proyek properti yang menandai masuknya BUMN ini pada bisnis properti, ke depan RNI akan meluncurkan produk-produk pangan baru lainnya dalam waktu dekat ini. Saat ini perusahan telah memiliki produk-produk turunan seperti raja gula, raja beras, raja air, raja daging, dan raja daging rendang yang telah beredar di pasaran. Demikian disampaikan Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro saat menjadi pembicara pada Konferens PDMA yang bertema Facing Asean Economic Community 2015 Trough Product Development and Innovation Strategies di PPM Manajemen Jakarta. "Tidak hanya berhenti pada yang telah ada. Ke depan kami akan luncurkan produk-produk baru lagi. Tentu saja produk-produk tersebut adalah produk pangan. Selain itu, properti akan dikembangkan dengan ...

HSBC Securities Services Catat Total Aset Nasabah Rp430 T

Jum'at,  24 Oktober 2014 JAKARTA - HSBC Securities Services Indonesia menyatakan hingga akhir September 2014, total aset nasabah yang ada di Bank Kustodiannya mencapai Rp430 triliun. Head of HSBC Securities Services Indonesia, Supranoto Prayogo mengatakan dari total aset nasabah yang ada di Bank Kustodiannya sebesar Rp430 triliun, sebagian besar masih didominasi oleh nasabah asing. Dari jumlah tersebut nasabah asing masih menguasai sebesar 90-95% total pengelolaan aset. "Sementara untuk lokal yang berasal dari reksa dana hanya sebesar Rp25 triliun," kata Supranoto saat menghadiri media workshop fungsi dan prinsip dasar bank kustodian di Mercantile Club, WTC, Jakarta. Supranoto juga mengungkapkan, saat ini total aset nasabah di bank kustodian yang tercatat di industri sekitar Rp5.200 triliun. Jumlah tersebut tersebar di 22 bank kustodian yang ada di Indonesia. Namun tidak semua bank kustodian tercatat di asosiasi, yang tercatat baru mencapai sebanyak 18 perusahaa...

Tokopedia Dapat Suntikan Modal Rp 1,2 Triliun

Kamis, 23 Oktober 2014 JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Tokopedia selaku pemilik perusahaan ritel online Indonesia, mendapatkan suntikan dana dari konsorsium investor senilai 100 juta dollar atau sekitar Rp 1,2 triliun. Investor yang menyuntikkan dana tersebut adalah SoftBank Internet and Media, Inc. (SIMI) yang merupakan pemodal dari Jepang dan Sequoia Capital dari AS. Seiring dengan itu, dua investpr tersebut menjadi pemegang saham di TOkopedia, dan berhak mendapatkan jatah di jajaran direksi. Didirikan pada tahun 2009, Tokopedia tumbuh pesat dan menjadi salah satu marketplace online terbesar di Indonesia. Dengan adanya pendanaan baru ini, Tokopedia berharap akan semakin fokus dalam mengembangkan pasarnya, serta bersaing se ara global. “Saya sangat bersemangat dan menyambut baik kehadiran SIMI dan Sequoia Capital sebagai partner baru Tokopedia. Melalui investasi ini, Tokopedia akan memiliki sumberdaya yang cukup untuk membangun tim yang semakin baik," kata CEO Tokopedia William T...

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

SEJARAH SINGKAT PERSEROAN /  BRIEF HISTORY OF THE COMPANY PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Ltd berdasarkan Akta No.59 di hadapan Notaris Djojo Muljadi, SH. Perseroan memulai produksi komersial pada tahun 1971 dengan produk utama pellet kopra. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, pada tahun 1989 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Selanjutnya mengikuti sukses pencatatan saham tersebut pada tahun 1990 Perseroan melakukan konsolidasi usaha dengan mengakuisisi empat perusahaan pakan ternak. Sejak saat itu nama PT Java Pelletizing Factory Ltd berubah menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pada tahun 1992 Perseroan melakukan integrasi strategis dengan mengakuisisi perusahaan pembibitan ayam dan pemrosesannya yang telah beroperasi secara komersial pada tahun 1985, serta usaha tambak udang dan pemrosesannya. Pada tahun 1994, PT Multibreeder Adir...
Diagonal Select - Hello Kitty 2